Abbas bin Firnas, Si Penemu Pesawat Terbang Muslim yang Berani Mencoba Terjun Bebas Demi Penemuannya

- Selasa, 4 April 2023 | 06:00 WIB
Abbas bin Firnas Ilmuwan Islam Penemu Pesawat Terbang Pertama (Ilustrasi/Dok)
Abbas bin Firnas Ilmuwan Islam Penemu Pesawat Terbang Pertama (Ilustrasi/Dok)

Fokus Solo-Hai pembaca setia, apakah kalian pernah mendengar tentang Abbas bin Firnas? Jika belum, maka mari saya perkenalkan kepada kalian sosok legendaris ini. Abbas bin Firnas merupakan seorang penemu pesawat terbang yang hidup pada abad ke-9 Masehi di Andalusia, Spanyol. Ia adalah seorang polymath yang sangat berbakat, selain penemu pesawat, ia juga seorang ilmuwan, penulis, dan penyair.

Abbas bin Firnas lahir pada tahun 810 Masehi di kota Ronda, Spanyol. Ayahnya adalah seorang penjual buku yang juga seorang pelukis. Abbas bin Firnas tumbuh dalam lingkungan yang sangat kreatif dan mendapat banyak inspirasi dari ayahnya. Sejak kecil, ia sangat suka bereksperimen dan mengeksplorasi hal-hal yang baru. Ia sering membuat berbagai alat dan mesin sederhana, seperti jam pasir, pompa air, dan sejenisnya.

Pada usia 17 tahun, Abbas bin Firnas pindah ke Cordoba, kota yang pada waktu itu menjadi pusat ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam. Di sana, ia belajar dari para cendekiawan terkemuka pada masanya dan menjadi sahabat dekat dari seorang ilmuwan terkenal bernama Abu al-Qasim al-Zahrawi.

Baca Juga: Mengenal The Power of No: Menolak dengan Bijak untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Anda

Abbas bin Firnas sangat tertarik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, khususnya dalam bidang penerbangan. Ia sering membaca buku-buku tentang penerbangan dan mencoba membuat model pesawat terbang dengan bahan-bahan sederhana seperti bambu dan kain. Ia bahkan pernah mengajukan ide untuk membuat mesin terbang yang dapat membawa orang ke udara.

Pada tahun 852 Masehi, Abbas bin Firnas mencoba membuat sebuah pesawat terbang buatan sendiri. Ia membuat sebuah sayap besar dari bulu burung dan mencoba terbang dengan menggunakan sayap itu. Namun sayangnya, percobaan pertamanya gagal dan ia jatuh dari ketinggian yang cukup tinggi. Ia mengalami luka parah di wajah dan punggungnya, tetapi beruntung ia selamat dari kematian.

Setelah sembuh dari luka-lukanya, Abbas bin Firnas tidak menyerah. Ia terus bereksperimen dan mengembangkan ide-idenya. Pada tahun 875 Masehi, ia membuat sebuah alat terbang yang disebut dengan "tunicam". Alat ini terbuat dari kain dan rotan dan dihias dengan bulu burung. Ia berhasil terbang dengan alat tersebut selama beberapa menit sebelum jatuh ke tanah. Namun kali ini, ia hanya mengalami sedikit cedera dan berhasil selamat.

Baca Juga: Jeanne d'Arc: Gadis Desa yang Berjuang untuk Kemerdekaan Prancis

Keberanian Abbas bin Firnas sangat menginspirasi banyak orang, khususnya di kalangan Muslim pada saat itu. Ia dianggap sebagai salah satu pelopor dalam bidang penerbangan dan dihormati sebagai tokoh besar di dunia ilmu pengetahuan.

Selain sebagai penemu pesawat terbang, Abbas bin Firnas juga memiliki keahlian dalam berbagai bidang lainnya. Ia menulis banyak buku tentang matematika, astronomi, dan kedokteran, serta menjadi penyair terkenal pada masanya. Ia juga dikenal sebagai penemu mesin jam air, sebuah alat yang dapat digunakan untuk menentukan waktu shalat.

Meskipun Abbas bin Firnas telah meninggal lebih dari seribu tahun yang lalu, namun warisannya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi masih terus hidup hingga saat ini. Ia telah menjadi inspirasi bagi banyak penemu dan ilmuwan modern dalam mengembangkan teknologi penerbangan.

Baca Juga: Miyamoto Musashi: Kehidupan, Karya, dan Warisan Sang Legenda Samurai

Tidak hanya itu, warisan Abbas bin Firnas juga terus dihargai oleh masyarakat Muslim. Ia dianggap sebagai sosok yang membuka jalan dalam bidang penerbangan dan mendorong masyarakat untuk terus berinovasi dan bereksperimen.

Terkait dengan keberaniannya dalam mencoba terbang, Abbas bin Firnas sering dianggap sebagai "pahlawan terbang" di kalangan masyarakat Muslim. Ia menjadi inspirasi bagi banyak orang untuk berani mencoba hal-hal baru dan tidak takut gagal.

Halaman:

Editor: Danka Trisandi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X