Jeanne d'Arc: Gadis Desa yang Berjuang untuk Kemerdekaan Prancis

- Sabtu, 1 April 2023 | 09:45 WIB
Patung Jeanne d'Arc di kota Paris, Perancis. (Dok. Istimewa)
Patung Jeanne d'Arc di kota Paris, Perancis. (Dok. Istimewa)

Fokus Solo-Jeanne d'Arc, atau Joan of Arc dalam bahasa Inggris, adalah seorang gadis desa Prancis yang terkenal karena perannya dalam Perang Seratus Tahun antara Prancis dan Inggris. Ia lahir pada tanggal 6 Januari 1412 di kota Domrémy, Prancis, dan merupakan anak ke-5 dari pasangan Jacques d'Arc dan Isabelle Romée.

Kisah hidup Jeanne d'Arc dimulai pada saat Prancis sedang dalam keadaan sulit. Pada abad ke-14, Prancis telah kehilangan sebagian besar wilayahnya kepada Inggris selama Perang Seratus Tahun. Pada awal abad ke-15, situasi semakin buruk ketika Inggris menaklukkan kota Rouen dan menguasai sebagian besar wilayah utara Prancis. Namun, di tengah-tengah kekalahan dan keputusasaan, munculah Jeanne d'Arc.

Baca Juga: Miyamoto Musashi: Kehidupan, Karya, dan Warisan Sang Legenda Samurai

Jeanne d'Arc tumbuh di desa kecil Domrémy di utara Prancis. Ia adalah anak dari keluarga petani yang sederhana dan taat beragama. Meskipun tidak berpendidikan tinggi, Jeanne memiliki iman yang kuat dan sering mendengar suara-suar a gaib yang menuntunnya untuk membantu Prancis memenangkan perang.

Pada usia 13 tahun, Jeanne d'Arc mulai mendengar suara-suara gaib yang memerintahkan dirinya untuk menyelamatkan Prancis dari penjajahan Inggris. Menurut catatan sejarah, suara itu berasal dari Malaikat Mikael, Santa Katerina dari Aleksandria, dan Santa Margareta dari Antiokhia. Suara-suara itu memberitahu Jeanne bahwa ia harus membebaskan kota Orleans dari penjajahan Inggris dan membantu Raja Charles VII memenangkan perang.

Pada awalnya, Jeanne d'Arc mengabaikan suara-suara itu karena ia takut dianggap gila atau dituduh melakukan sihir. Namun, suara-suara itu terus menghantui dirinya dan akhirnya ia merasa terpanggil untuk mengikuti perintah tersebut. Pada tahun 1428, ia mengunjungi gubernur Vaucouleurs, Robert de Baudricourt, dan meminta bantuan untuk pergi ke kota Chinon untuk bertemu dengan Raja Charles VII. Meskipun Baudricourt awalnya tidak mengambilnya serius, ia akhirnya setuju untuk membantunya.

Baca Juga: Genom: Buku yang Mengungkap Misteri di Balik DNA Kita

Pada bulan Februari 1429, Jeanne d'Arc tiba di Chinon dan bertemu dengan Raja Charles VII. Meskipun Raja Charles VII awalnya skeptis terhadap klaim Jeanne, ia akhirnya terkesan dengan pengetahuannya tentang agama dan keyakinannya yang kuat. Ia mempercayakan tugas kepada Jeanne untuk membantu pasukan Prancis membebaskan kota Orleans dari penjajahan Inggris.

Dalam perang di kota Orleans, Jeanne d'Arc memimpin pasukan Prancis dengan penuh semangat. Ia mengenakan pakaian baju besi putih dan mengibarkan bendera putih dengan lambang Ordo Ksatria Malaikat. Ia percaya bahwa Tuhan akan melindunginya dan pasukannya dalam pertempuran. Dengan keberanian dan strategi militer yang cerdik, Jeanne d'Arc berhasil memimpin pasukannya untuk mengalahkan pasukan Inggris di kota Orleans dan membebaskan kota tersebut.

Kemenangan Jeanne d'Arc di kota Orleans menjadi titik balik dalam Perang Seratus Tahun. Pasukan Prancis semakin percaya pada diri mereka sendiri dan mengalami kemenangan demi kemenangan di bawah pimpinan Jeanne d'Arc. Namun, keberhasilan Jeanne d'Arc juga menarik perhatian musuhnya. Ia ditangkap oleh pasukan Inggris dan diadili atas tuduhan melakukan sihir dan mengklaim dirinya sebagai nabi.

Baca Juga: Hygge: Rahasia Kebahagiaan ala Denmark yang Bikin Kamu Betah di Rumah

Jeanne d'Arc ditahan dan dipenjara selama beberapa bulan sebelum diadili di Rouen. Pada saat itu, Rouen berada di bawah kendali Inggris dan pengadilan yang menjatuhkan hukuman atasnya adalah pengadilan Inggris. Jeanne d'Arc tidak diberikan pengacara dan dipaksa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirancang untuk menjerat dirinya. Meskipun terdapat beberapa saksi yang bersaksi atas namanya, Jeanne d'Arc akhirnya dihukum mati atas tuduhan sihir pada tanggal 30 Mei 1431.

Kematian Jeanne d'Arc menjadi inspirasi bagi banyak orang Prancis. Ia dianggap sebagai pahlawan nasional yang telah berjuang untuk kemerdekaan Prancis dari penjajahan Inggris. Pada tahun 1456, Gereja Katolik mengangkatnya sebagai seorang Santa. Selama berabad-abad, kisah hidup Jeanne d'Arc menjadi subjek seni, sastra, dan film. Ia dihormati sebagai simbol ketekunan, keberanian, dan iman yang kuat.

Namun, cerita hidup Jeanne d'Arc juga mengundang perdebatan dan kontroversi. Beberapa sejarawan dan penulis menganggapnya sebagai orang yang mengalami gangguan jiwa atau skizofrenia. Mereka mencurigai bahwa suara-suara gaib yang didengarnya hanyalah halusinasi atau khayalan belaka. Namun, pendukung Jeanne d'Arc menolak pandangan tersebut dan tetap mengagungkan dirinya sebagai seorang pahlawan dan santo.

Halaman:

Editor: Danka Trisandi

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X